2017-01-03

Daesh atau ISIS Memurtadkan Imam dan Para Cendekiawan Muslim Dunia juga Mengancam Akan Membunuh Mereka

Shaykh Hisham Kabbani salah satu dari imam yang mendapat ancaman


Seiring pertempuran militer dan politik terhadap Daesh (ISIL/ISIS), para cendekiawan Muslim dan ulama di Barat berjuang di jalur yang lain, yaitu melalui pendekatan agama.

Imam Suhaib Webb, seorang cendekiawan Muslim di Washington, mengadakan live video chatting bulanan untuk membantah klaim agama dari Daesh. Dalam pengkajian mendalam mengenai ekstrimis, yang disiarkan dari restoran es krim ia menyebut acaranya "ISIS dan es krim."

Sheikh Hamza Yusuf, seorang cendekiawan Muslim Amerika yang berbasis di Berkeley, California.Memohon kepada umat Islam untuk tidak tertipu oleh "anak laki-laki bodoh" dari Daesh. Jutaan orang telah menyaksikan video dari khotbahnya yang berjudul "The Crisis of ISIS," di mana ia menangis sambil meminta kepada Tuhan untuk tidak menghukum umat Islam lainnya "atas apa yang dilakukan oleh orang-orang bodoh di antara kita."

Daesh menyadari hal ini dan mengancam kehidupan 11 imam Muslim dan cendekiawan di Barat tersebut, menyebut mereka "murtad" yang harus dibunuh. Edisi terbaru majalah propaganda online Daesh, Dabiq, menyebut mereka "target wajib," dan mengatakan bahwa pengikut mereka harus menggunakan senjata apapun yang ada di tangan untuk "menjadikan mereka sebagai contoh."

Ancaman ini sangat serius sehingga F.B.I. telah menghubungi beberapa orang yang disebut dalam majalah Daesh "Membantu mereka dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan keselamatan mereka," kata Andrew Ames, juru bicara lapangan F.B.I. di Washington.
"Ini sangat menyakitkan bagi Daesh. Saat Muslim berbicara, "kata Mubin Shaikh, warga Kanada yang pernah bergabung dengan kelompok Islam ekstrimis dan sekarang membantu pemerintah dalam melawan radikalisasi. "Menjual ketakutan adalah apa yang Daesh coba lakukan, entah itu untuk membungkam para imam dan cendekiawan islam atau untuk membungkam orang lain sebagai pencegah."

Beberapa imam yang ditargetkan mengatakan dalam wawancara bahwa, sementara mereka menghadapi ancaman serius, mereka sama sekali tidak berniat mundur. Mereka telah menyewa penjaga keamanan dan mengamankan tempat kerja mereka, dan beberapa diantaranya menyimpan senjata di rumah.

"Adalah suatu kehormatan dikecam oleh ISIS," kata Imam Webb, yang sering terlibat dengan muda-mudi Muslim di media sosial, baik di YouTube, Facebook, Periscope atau Snapchat. "Saya menganggap itu adalah salah satu prestasi terbesar dalam hidup saya." "Hal ini membangkitkan semangat saya," katanya, "untuk memberikan obat untuk racun Daesh."

Sheikh Yasir Qadhi, yang berbasis di Tennessee dan menjalankan sebuah lembaga pendidikan Islam terkenal, mengutuk keras Daesh dalam khotbah Jumat di salah satu masjid terbesar di Eropa pada bulan Maret, tiga hari setelah pemboman bunuh diri yang menyerang bandara dan stasiun kereta Brussels.

"Tak satu pun dari ulama senior kami dari setiap mazhab! setiap mazhab! (ia menegaskan sekali lagi) yang membenarkan perbuatan ini," kata Sheikh Qadhi di Masjid East London.

Dia berargumen bahwa serangan teroris belakangan ini telah jelas melanggar ajaran Islam karena mereka "menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan," membawa lebih banyak bom, keributan dan kekacauan kepada kelompok Muslim, katanya.

"Siapa yang diuntungkan? Silakan gunakan kecerdasan yang telah diberikan Allah kepada kalian,"katanya. "Kelompok-kelompok radikal telah merugikan citra Islam jauh lebih dari gabungan semua kebijakan luar negeri dari negeri-negeri Barat. (maksudnya jauh lebih buruk dibanding kebijakan luar negeri barat yang kurang berpihak pada Islam)"

Para cendekiawan ini mengejek klaim Daesh untuk menciptakan sebuah "khilafah" yang diperintah oleh penerus nabi Muhammad SAW. Sebaliknya, mereka justru menyebut Daesh sebagai Khawarij, kelompok yang dihujat oleh umat Muslim yang membunuh wanita dan anak-anak dan memberontak terhadap khalifah pada abad ketujuh.

Para imam yang di incar oleh Daesh berbasis di Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Australia. Mereka mewakili spektrum yang luas dari pemikiran Islam.

Untuk propagandis Daesh, tidak peduli bahwa para imam adalah Muslim taat: Mereka semua "orang-orang kafir," seperti Syiah, Kristen dan Yazidi seperti beribu-ribu orang yang telah dibunuh oleh Daesh di Irak , Libya, Suriah dan di tempat lain.

Ini bukan pertama kalinya Daesh menargetkan para pemimpin Muslim di Amerika Serikat, tapi kali ini targetnya lebih banyak. Ini termasuk Sheikh Hisham Kabbani, seorang sufi Lebanon yang sekarang lebih sering berada di Michigan-yang telah memperingatkan selama bertahun-tahun tentang meningkatnya ekstremisme.

Daftar ini juga termasuk pengkhotbah Salafi seperti Bilal Philips, seorang mualaf Kanada yang telah dilarang dibeberapa negara karena tuduhan bahwa ia mengajarkan ekstremisme; Tawfique Chowdhury, seorang dokter Australia yang mendirikan organisasi dan donasi untuk menyebarkan pandangan Islam klasik; dan Abu Basir al-Tartusi, seorang pengkhotbah Suriah yang berbasis di London yang pernah menyuarakan dukungan kepada Al Qaeda, menurut laporan berita.

Cole Bunzel, seorang sarjana di Princeton University mempelajari sejarah Islam dan ideologi jihad, mengatakan, "Apa yang ingin Daesh sampaikan adalah, bahkan jika Anda mendukung Al Qaeda, bahkan jika Anda seorang pendukung seseorang seperti Tartusi, Anda masih belum bisa digolongkan Islam."

Majalah Daesh juga menjadikan Muslim Amerika dalam pemerintahan sebagai target, seperti Keith Ellison dari Minnesota; Huma Abedin, seorang ajudan Hillary Clinton; dan Mohamed Elibiary, Republikan dari Texas dan mantan penasihat Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Pada bulan Maret, seorang pengkhotbah Saudi terkenal, Sheikh Aaidh al-Qarni, ditembak dan terluka oleh seorang pria bersenjata di Filipina, setelah majalah online Daesh telah menempatkan dia di daftar "murtad" ulama Saudi. Sheikh Qarni, yang menulis buku inspirasional Islam dan memiliki hampir 13 juta pengikut di Twitter, baru saja memberikan kuliah di Western Mindanao State University, dan penyerangnya adalah seorang mahasiswa teknik.

Sheikh Hamza akan segera menayangkan serial televisi di Timur Tengah, "Rihla Dengan Sheikh Hamza Yusuf" (Rihla adalah "pencarian" dalam bahasa Arab). Acara ini mengaplikasikan pendidikan Islam tradisional untuk tantangan kontemporer di dunia Islam, dan itu termasuk pesan yang kuat terhadap ekstremisme.

Sheikh Qadhi mengatakan bahwa berdasarkan beberapa pengalaman menakutkan baru-baru ini di Tennessee, ia lebih takut pembenci muslim sayap kanan daripada penganut Daesh.

"Aku tidak takut Daesh di Amerika," katanya. "Saya merasa sangat aman di setiap masjid yang aku kunjungi. Tapi aku takut orang lain di negeri ini yang sangat bodoh dan fanatik. "

Ia mengatakan ia telah terbiasa difitnah oleh kedua belah pihak: "Sayap kanan memanggil saya jihadis siluman. Dan Daesh memanggil saya pengkhianat. Kami menantang tuduhan mereka.

0 comments:

Post a Comment